Memori Liga Champions
SportPoin, London: Hanya dalam selang dua tahun,
Stadion Wembley kembali dipercaya menjadi tuan rumah partai puncak Liga
Champions. Kesuksesan final tahun 2011 meyakinkan Badan Sepakbola Eropa
(UEFA) untuk memberikan lagi kesempatan kepada Wembley untuk menjadi
tuan rumah Liga Champions 2013.
Sejak penyelenggaraan final 1992, Wembley bertransformasi untuk mempercantik diri. Namun dengan wajahnya yang baru, Wembley tak kehilangan kebesarannya. Dua menara kembar yang dulu sempat berdiri, kini harus rela diganti dengan tiang melengkung yang sekarang terlihat gagah dan megah di atas atap stadion.
Sejak penyelenggaraan final 1992, Wembley bertransformasi untuk mempercantik diri. Namun dengan wajahnya yang baru, Wembley tak kehilangan kebesarannya. Dua menara kembar yang dulu sempat berdiri, kini harus rela diganti dengan tiang melengkung yang sekarang terlihat gagah dan megah di atas atap stadion.
Wembley merupakan tempat spesial bagi orang Inggris, salah satunya, Phil Thompson. Legenda Liverpool ini pernah merasakan manisnya gelar European Cup di Wembley pada tahun 1978. "Saya rasa Wembley merupakan tempat spesial. Hanya dengan mendengar namanya, Anda akan sangat senang," ungkap Thompson.
Thompson harus melewatkan partai final Piala Champions saat The Reds mengalahkan Borrusia Munchengladbach di Roma pada 1977 karena tengah dililit cedera. Ia hanya melihat rekan-rekannya merayakan kemenangan. Saat itu pula ia bertekad untuk mendapatkan trofi yang sama pada tahun berikutnya di Wembley.
"Final di kancah Eropa menjadi kesempatan yang besar dan saya melewatkannya pada tahun 1977. Namun saya memastikan kalau saya akan mendapatkannya pada tahun 1978. Saya sangat menginginkan medali yang benar-benar berarti dan pantas untuk saya dapatkan," ungkap Thompson.
Bertemu wakil Belgia, Club Brugge, Thompson ikut ambil bagian di partai puncak yang digelar di Wembley. The Anfield Genk yang terkenal dengan sepakbola menyerang lebih difavoritkan untuk memenangkan pertandingan. Namun Brugge bukan tim yang mudah dikalahkan pada saat itu. Mereka menerapkan sepakbola bertahan.
"Mereka membuat pertandingan menjadi sulit," kata Thompson. Kenny Dalglish membuat Wembley bergemuruh berkat golnya di menit 64. Namun di akhir laga publik sempat terdiam saat bola meluncur ke gawang Liverpool. Beruntung Thompson mampu menjangkau bola yang hampis masuk dengan kakinya. Liverpool pun menang.
"Itu momen besar yang dilupakan. Tapi tidak akan terlupakan oleh keluarga dan rekan-rekan saya. Kami kemudian merayakan kemenangan dengan luar biasa. Kami terus bernyanyi walau suara kami buruk. Kami tak peduli. Kami terus bernyanyi dan meluapkan kegembiraan," ungkap sang legenda.
0 comments:
Post a Comment