Thursday, June 14, 2012

Robinson: Irlandia Terlalu Kuno

Jelang Spanyol vs Irlandia
SportPoin, Madrid: Hanya kemenangan atas juara bertahan Spanyol di laga matchday kedua babak penyisihan Grup C Euro 2012 yang akan berlangsung di PGE Arena, Gdansk, nanti malam, yang akan membuka peluang bagi Republik Irlandia bersaing meraih posisi dua terbaik grup atau tiket melaju ke babak knock-out. Satu hal yang di mata Michael Robinson, mantan striker The Bhoys in Green, mustahil untuk dilakukan skuad asuhan Giovanni Trapattoni.

Dalam wawancaranya dengan EFE, mantan bomber Liverpool di periode 1983-1984 yang kini berusia 53 tahun itu, menilai pola permainan Irlandia dari “dahulu kala” tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Artinya, di mata Robinson, gaya sepakbola Irlandia terlalu kuno. Hal ini disebabkan karena para pemain Irlandia dinilai tidak mempunyai kemampuan teknis atau skill yang memadai. “Irlandia bisa melakukan apa saya yang mereka kehendaki. Saya menghormatinya. Tapi, gaya mereka terlalu kuno. Mereka tak punya kemampuan untuk memainkan sepakbola yang bagus,” ujarnya.

Robinson pun menampik penilaian sebagian kalangan yang mengatakan jika Irlandia di bawah arahan Trapattoni menerapkan permainan “super catenaccio”. “Melawan tim dari planet Mars pun, gaya Irlandia tidak akan berubah, ya itu-itu saja,” ujar Robinson setengah melecehkan. “Publik kerap mengasosiasikan Irlandia dengan catenaccio, sebab mereka tidak tahu bagaimana caranya bermain bola. Tapi, gaya mereka bukan catenaccio,” tegas Robinson.

Lebih lanjut, Robinson benar-benar melecehkan kekuatan Robbie Keane dkk. Menurut Robinson, hanya tampil dengan 80 persen kekuatannya saja, Spanyol bakal dengan mudah menggulung Irlandia. “Jadi, lawan Spanyol, tak mungkin Irlandia bisa meraih kemenangan. Laga itu ibarat pertandingan tinju antara Muhammad Ali dan seorang kerdil. Irlandia tentunya akan mencoba untuk meredam laju Spanyol. Namun, jika Spanyol hanya tampil dengan 80 persen kekuatannya, mereka akan dengan mudah menghajar Irlandia,” tandas Robinson.

Setelah memperkuat Osasuna selama dua musim, pada 1989, Robinson yang tercatat tampil 24 kali bersama Irlandia dan mencetak 4 gol, memutuskan gantung sepatu dan beralih profesi menjadi komentator di Spanyol. Karena tinggal lebih lama di Spanyol itulah, Robinson lebih memilih menjagokan La Furia Roja sebagai kampiun Euro 2012.

“Saya berharap tidak ada yang mencap saya sebagai seorang pengkhianat. Saya ingin tim terbaik dan kreatif yang bakal tampil jadi juara. Itulah sebabnya saya pilih Spanyol. Sebab, mereka telah kembali menekankan penguasaan bola dalam permainan sepakbola. Sesuatu yang brilian,” puji Robinson.

0 comments:

Post a Comment