Timnas Belanda
Pelatih Timnas Belanda Bert van Marwijk menghadiri sesi latihan pada 14
November 2011 di Hamburg, sehari jelang partai persahabatan melawan
Jerman.
SportPoin, Krakow: Kabar miring yang tercium dari
kamp Timnas Belanda yang sedang bertarung di putaran final Euro 2012 di
Polandia-Ukraina. Buntut dari kekalahan 0-1 yang diderita Oranye di laga
perdana penyisihan Grup B melawan Denmark di Metalist Stadium, Kharkiv,
Sabtu (9/6) lalu, sejumlah pemain senior, dipimpin Rafael van der
Vaart, diklaim tidak lagi memercayai pelatih Bert van Marwijk.
Dibanding para pendahulunya, selama empat tahun menangani timnas, Van Marwijk belum mendapat kesulitan saat berkiprah di turnamen besar seperti Euro. Dengan bijak dan cerdas, Van Marwijk dapat menutupi masalah yang timbul pada skuadnya dengan penampilan tim yang garang dan hasil yang cukup memuaskan. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan mantan pelatih Feyenoord Rotterdam berusia 60 tahun itu saat mengantarkan Belanda melaju ke babak final Piala Dunia (PD) 2010.
Namun, pasca-kekalahan 0-1 dari Tim Dinamit, Van Marwijk boleh jadi mendapat krisis yang tak bisa dipandang remeh. Seusai peluit akhir laga di Metalist dibunyikan wasit Damir Skomina, gelandang serang Rafael van der Vaart berlalu begitu saja di depan pelatihnya tanpa mau melirik atau menyapanya. Sangat jelas, jika Van der Vaart sangat kecewa dengan kekalahan tersebut, hasil yang membuat Belanda wajib meraih kemenangan di laga kedua menghadapi Jerman jika ingin peluangnya tetap terjaga.
Yang lebih buruk, playmaker Tottenham Hotspur yang suaranya berpengaruh di ruang ganti, tersebut diyakini telah kehilangan kepercayaan pada Van Marwijk yang hanya menempatkannya di bangku cadangan. Seusai pertandingan, Van der Vaart pun “menanam benih” pemberontakan saat berbicara dengan jurnalis Belanda yang meyakini jika dirinya lebih pantas diturunkan sebagai starter ketimbang Nigel de Jong (pemain yang digantikannya di menit ke-71) atau Mark van Bommel.
Kekecewaan Van der Vaart boleh jadi memicu pertikaian yang lebih dalam dengan Van Marwijk seperti yang pernah terjadi dalam skuad Oranye sebelumnya di PD 1994 ketika Ruud Gullit berselisih dengan Dick Advocaat atau Edgar Davids yang bertengkar dengan Guus Hiddink di Euro 1996.
Selain Van der Vaart, De Jong pun diduga sangat kesal dengan keputusan bosnya yang menarik dirinya keluar lapangan bersamaan dengan ditariknya Ibrahim Afellay yang digantikan Klaas-Jan Huntelaar. De Jong menunjuk kapten Mark van Bommel yang seharusnya ditarik keluar lapangan. Meski berstatus keponakan Van Marwijk, sejumlah pemain menilai Van Bommel tak pantas lagi menjabat sebagai kapten utama.
Terakhir, para pemain Oranye pun meributkan kebijakan Van Marwijk yang ngotot menurunkan Robin van Persie sejak awal pertandingan dan menyimpan The Hunter di bangku cadangan. Bisik-bisik, hubungan antara Van Persie dan playmaker Wesley Sneijder tidak akur.
Sampai sejauh ini, tidak ada pemain yang berani berkomentar secara terbuka. Tapi, menarik menanti apa reaksi Van der Vaart dkk jika akhirnya Belanda kembali kalah dari Jerman, Rabu (13/6) lusa. Hasil yang hamper dipastikan membuat Oranye harus angkat koper lebih dini dari Euro 2012.
0 comments:
Post a Comment