Chelsea
Acungan jempol kiper Chelsea Petr Cech seusai kemenangan timnya dari
Bayern Muenchen di final Liga Champions yang digelar di Allianz Arena,
19 Mei 2012.
SportPoin, London: Penantian panjang Roman
Abramovich akhirnya terbayar lunas. Chelsea untuk kali pertama sepanjang
sejarah berhasil meraih gelar paling bergengsi di Benua Biru: Liga
Champions, usai mengalahkan Bayern Muenchen lewat adu penalti dalam laga
melelahkan yang berlangsung di Allianz Arena, Muenchen, 19 Mei lalu.
Tertekan sepanjang pertandingan, The Blues yang sebelumnya sukses memecundangi juara bertahan Barcelona, tampil sangat solid dan mampu membuat frustasi anak-anak Bavaria. Di mata Juan Mata, pemain yang bermain selama 120 menit, kemenangan skuad asuhan Roberto Di Matteo ini tak lepas dari kehadiran sosok “malaikat” di bawah gawang Chelsea: Petr Cech.
Cech, penjaga gawang andalan Republik Ceska menjadi bintang kemenangan Chelsea, dengan menepis eksekusi penalti striker pengganti Ivica Olic dalam adu tos-tosan setelah kedua kesebelasan bermain imbang 1-1 dalam 120 menit. Sebelumnya, Cech pun sukses memblok sepakan 12 pas Arjen Robben di masa perpanjangan waktu.
Adalah Mata yang sejatinya sempat membuat kubu Chelsea waswas menyusul eksekusinya yang dapat diantisipasi kiper Manuel Neuer. “Setelah penalti saya gagal, saya tetap percaya dengan Petr Cech. Saya selalu senang mendapat kesempatan menjadi algojo. Memang, saya gagal melakukannya. Akan tetapi, setelah itu Petr (Cech) tampil bak malaikat dan membuat penyelamatan gemilang,” puji Mata seperti yang dilansir di laman resmi klub.
Mata mengaku ia begitu bergembira dengan kemenangan yang diraih Chelsea. “Luar biasa. Rasanya meledak ketika Didier (Drogba—algojo terakhir Chelsea) berhasil mengeksekusi penalti. Partai gila. Bayern Muenchen mencetak gol di menit ke-80 dan melalui satu-satunya corner yang kami dapat, Didier mampu mencetak gol. Kami benar-benar menderita dan sangat kelelahan. Tapi, itulah takdir. Kami pantas mraih gelar Champions,” imbuh Mata.
0 comments:
Post a Comment