Financial Fair Play UEFA

SportPoin, Muenchen: Chairman Executive Board
Bayern Muenchen, Karl-Heinz Rummenigge, mengaku “sakit perut” mendengar
tingginya gaji yang diberikan klub kaya Ligue 1, Paris Saint-Germain
(PSG), kepada pemain bintangnya asal Swedia, Zlatan Ibrahimovic.
Karenanya, Rummenigge menuntut badan otoritas sepakbola tertinggi di
Eropa, UEFA, untuk bertindak dan menghukum Les Parisiens yang dinilai
melanggar aturan Financial Fair Play.
Seperti diketahui, pada 17 Juli lalu, PSG resmi mendapatkan hak milik Ibrahimovic dari AC Milan dalam deal transfer senilai 20 juta euro atau sekitar Rp 240 miliar. Bukan soal fee transfer yang jadi perhatian utama Rummenigge mengingat Muenchen sendiri harus merogoh kocek kas klub sebesar 40 juta euro untuk memboyong Javi Martinez dari Atletico Bilbao, rekor transfer di Bundesliga.
Adalah besaran gaji Ibrahimovic yang memicu Rummenigge “sakit perut”. Dalam kontrak kerjanya selama tiga tahun, Ibrahimovic bakal mendapat gaji bersih plus bonus sebesar 14 juta euro (sekitar Rp 168 miliar) per musim. Jumlah tersebut sama dengan gaji Martinez di Allianz Arena selama lima tahun!
“Yang mengganggu saya adalah Paris (PSG). Saat mendengar gaji Zlatan Ibrahim, saya lansung sakit perut. (Sebab) Jumlah gajinya dalam setahun sama dengan total gaji Javi Martinez dalam durasi lima musim!” tegas Rummenigge.
Rummenigge berpendapat sejumlah klub utama Eropa yang berkecimpung di Liga Champions musim ini, menderita kerugian yang luar biasa. “Lihatlah pengeluaran yang dikeluarkan mereka di musim panas, Manchester City (54 juta euro) atau Chelsea (100,7 juta euro). Saya pikir kedua klub mendapat kerugian yang sangat besar. (Padahal) Semua klub harus menghormati aturan dimana kerugian yang diderita tidak lebih besar dari 15 juta euro per musimnya.”
Karenanya, Rummenigge menuntut UEFA untuk segera melakukan tindakan hukum sebagai upaya meneguhkan aturan financial tersebut dan melakukan punishment jika sejumlah klub terbukti melanggar aturan. “Adalah UEFA yang harus memastikan klub-klub seperti itu mendapat sanksi. Paris tidak dapat begitu saja mengeluarkan dana 100 juta euro per musim selama lima tahun. Sebab, kita tidak diperbolehkan untuk melakukan dalam jumlah yang lebih besar ketimbang pendapatan,” tandas Rummenigge.
0 comments:
Post a Comment